Tokoh Agama adalah Orang Penting Print

Serang, 11/9 (NU Online) - Adagium yang sering dikumandangkan oleh banyak orang bahwa setelah orang-orang terdidik maka agama akan hilang ternyata tidak berlaku di Indonesia. Buktinya hingga saat ini, agama masih menjadi faktor yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang terdidik dan pintar.

Demikian dinyatakan oleh Kepala Badan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Machasin saat membuka Acara Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural Antara Pemuka Agama Pusat dan Daerah di Propinsi Banten yang digelar di Serang, Selasa (10/9). Menurut Machasin Agama tetap menjadi faktor yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sampai kapan pun.

"Agama tetap faktor penting dalam kehidupan kita, karenanya para tokoh agama adalah juga orang-orang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh negara-negara yang memiliki latar belakang kultur agama yang kuat," tutur pria asal Yogyakarta ini.

Lebih lanjut Machasin menjelaskan, Keanekaragaman kepercayaan dan agama yang dimiliki dan diakui oleh Negara adalah modal dasar bagi bangsa Indonesia untuk meraih cita-citanya sebagai bangsa besar yang berperadaban tinggi. Karenanya, keanekaragaman agama dan budaya haruslah dipelihara sebagai potensi penting penunjang kemajuan bangsa.

"Kita punya banyak hal yang berwarna-warni. Perbedaan adalah hal yang biasa dan tidak perlu dicoba untuk dihilangkan. Tidak perlu ada upaya-upaya untuk memaksakan keyakinan dan agama oleh seseorang kepada orang lain yang berbeda keyakinan," tandas Machasin.

Dalam Sambutan pembukaannya, Machasin menjelaskan, Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural Antara Pemuka Agama Pusat dan Daerah di Propinsi Banten ini merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan Kementerian Agama untuk menjaring aspirasi dan melancarkan komunikasi dengan para pemuka masing-masing agama di daerah di mana Banten menjadi Propinsi yang ke-32 yang ditempati.

Acara yang digelar selama lima hari hingga Sabtu ini diikuti oleh 30 orang perwakilan tokoh-tokoh agama dari Pusat dan seratusan tokoh-tokoh agama daerah yang mewakili masing-masing kabupaten/kota di Propinsi Banten. (SA)