|
 Ada ujaran yang khas di Manado, “Sulut sulit disulut.” Meski terkesan bermain-main kata, kalimat ini sejatinya memang tidak berlebihan. Sejarah menunjukkan, Sulawesi Utara merupakan daerah yang relatif sepi dari konflik, sangat sulit terpicu provokasi. Bahkan ketika di provinsi tetangganya tengah bergolak, Kasus Poso, Manado dan Sulawesi Utara tetap kondusif dan aman. Lalu apa rahasianya? Pertanyaan inilah yang mengundang perhatian Puslitbang Kehidupan Keagamaan untuk menemukenali faktor-faktor ketahanan suatu wilayah yang membuat sesuatu daerah yang diketahui sangat heterogen namun sepi konflik. Kontras dengan wilayah lain yang semi-heterogen namun teramat mudah tersulut konflik. Untuk ini dilakukanlah Kajian Penyadaran dan Pendampingan Kedamaian dengan Pendekatan Participatory Action Research, atau yang lebih dikenal dengan Peacekeeping.
|
|
 Semarang (24/9) - Pengalaman keagamaan sangatlah unik, sebab agama adalah hal yang bersifat abstrak. Demikian diungkapkan oleh Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA dalam sambutan pembukaan Semiloka bertema “Langkah Strategis dan Taktis untuk Menciptakan Kerukunan Antar dan Intern Umat Beragama dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”, yang dilaksanakan oleh Program Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) bekerjasama dengan Puslitbang Kehidupan Keagamaan berlangsung mulai tanggal 24 s.d. 26 September 2011, bertempat di Hotel Gracia Jl. S. Parman Semarang. |
|
 Magelang (23/9) – Kehidupan beragama di Indonesia akhir-akhir ini masih diwarnai oleh tindakan kekerasan dan konflik bernuansa etnoreligius, misalnya kasus Cikeusik, Temanggung, bahkan yang terbaru adalah kasus Ambon. Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Agama dalam hal ini Badan Litbang dan Diklat, perlu melakukan upaya-upaya strategis untuk meminimalisir terjadinya konflik-konflik serupa. Demikian disampaikan oleh Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Prof. H. Abd Rahman Mas’ud, Ph.D, dalam sambutannya saat mewakili Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama membuka acara Workshop Dialog Antar Agama Perspektif Agama dalam Membendung Kekerasaan dan Konflik Horisontal (Sebuah Upaya Membangun Dialog untuk Keharmonisan Kehidupan Beragama) di Hotel Trio Kota Magelang tanggal 23 September 2011.
|
|
Bandar Lampung (26/7) - Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D saat mengisi salah satu materi membuka ”Seminar Sehari Intensifikasi Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 Melalui Tokoh Lintas Agama” kerjasama Forum Komunikasi Lintas Agama (FKLA) Provinsi Lampung dengan Puslitbang Kehidupan Keagamaan di Hotel Marcopolo Bandar Lampung tanggal 26 Juli 2011. |
|
 Jakarta (22/8) – Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama membiasakan melakukan fact finding terhadap kasus-kasus keagamaan yang terjadi di masyarakat, termasuk kasus perselisihan terkait rumah ibadat. Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA saat membuka Seminar Hasil Penelitian tentang Hubungan Umat Beragama (Studi tentang Perselisihan terkait Pendirian, Penertiban dan Penutupan Rumah Ibadat) di Hotel Millenium, 22 Agustus 2011 yang diselenggarakan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
|
|
|
<< Start < Prev 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Next > End >>
|
|
JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL |
