Pontianak, 14/7 (ANTARA) - Tidak benar anggapan bahwa agama-agama hanya menjadi penghambat kemajuan ekonomi, terkait ajarannya yang bersifat fatalistik, mengutamakan kepasrahan dan kesederhanaan, justru sebaliknya, agama bisa menjadi pendorong kemajuan. "Tak ada hubungan antara agama dengan kemalasan, pengasingan diri, dan kemandegan ekonomi," kata Kepala Pusat Litbang Kehidupan Keagamaan, Prof Dr Abd Rahman Mas'ud PhD pada Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam di Pontianak, Kalbar, Rabu. |
|
Singkawang, 15/7 (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menawarkan kepada masjid-masjid yang ada di Indonesia menjadi pusat kegiatan ekonomi umat dengan membentuk Baitul Mal wat Tamwil (BMT) atau koperasi. "Itulah yang diajarkan Rasulullah, jadikan mesjid sebagai pusat kegiatan ekonomi, seperti mendirikan BMT, pasar dekat masjid, atau koperasi," kata Ketua Komisi Ekonomi MUI Aries Muftie di sela Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam di Singkawang, Kalbar, Kamis. |
Pontianak, 16/7 (ANTARA) - Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, sedang memproses pembentukan Induk Koperasi Aisyiyah (Inkopa) yang omzetnya lebih dari Rp100 juta, meskipun awalnya berasal dari pengajian ibu-ibu Majelis Taklim Aisyiyah. "Awalnya dari pengajian ibu-ibu yang sudah dimulai dari berdirinya Muhammadiyah pada 1912, selama bertahun-tahun jadilah koperasi," kata Ketua Majelis Ekonomi PP Aisyiyah Sri Endarwati di sela Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar-Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam di Pontianak, Jumat malam.
|
Pontianak, 13/7 (ANTARA) - Umat Islam sudah saatnya menyatukan langkah dengan mulai membangun ekonomi umat tanpa harus melihat perbedaan berbagai kelompok keagamaan dan aliran yang makin berkembang. "Bukan masanya lagi perbedaan dijadikan sebagai alasan perseteruan antara kita, sebaliknya justru perbedaan menjadi kekuatan positif bagi terciptanya sinergi," kata Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof Dr HM Atho Mudzhar saat membuka Dialog "Pengembangan Wawasan Multikultural antar Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam" di Pontianak, Selasa. Pada sambutan yang dibacakan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Prof Abd Rahman Mas'ud itu, ia mengatakan, akhir-akhir ini semakin berkembang aliran atau faham keagamaan, baik yang dipandang sesuai maupun yang tak sesuai dengan pandangan arus utama. |
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan bahwa pondok pesantren harus mewaspadai gerakan radikalisme. “Gerakan radikalisme dalam Islam itu kalau kita hitung persentasenya sangat kecil tidak sampai 1% mungkin nol koma sekian, ada yang mengatakan 0,01%. Tetapi suatu radikalisme yang terjadi di dalam komunitas Islam seberapapun kecilnya maka terjadi generalisasi Islamâ€, jelasnya. Wacana yang berkembang, ada satu atau dua orang dari pondok pesantren yang terlibat di dalam gerakan radikalisme lalu menjadi digeneralisir bahwa pesantren merupakan sarang dari radikalisme dan terorisme. Hal ini dikatakan Menteri Agama pada acara Pembukaan Lokakarya Nasional Peningkatan Peran Pondok Pesantren dalam Membangun Budaya Damai di Operation Room Kementerian Agama, Jakarta 15 Juni 2010. |
|
|
<< Start < Prev 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Next > End >>
|
JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL |