HomeBeritageneral /  Tantangan Utama Umat Adalah Gali Akar Tradisi Pluralitas
Tantangan Utama Umat Adalah Gali Akar Tradisi Pluralitas PDF Print Email


Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur NTB, Tuan  Guru H. M. Zainul Majdi,   MA tersebut diikuti antara lain oleh Ketua  Muslimat   NU, Khofifah  Indar Parawansa, Pengurus Besar Nahdlatul Wathon Tuan Guru   H. Suaidi,   Ketua DPP Dewan masjid Indonesia Natsir  Zubaedi, Ketua FPI Habib   Muhsin Ahmad Al-Attas, Ketua Pembina Iman  Tauhid Islam (PITI)  Anda   Hakim. Juga hadir Sekretaris PP  Muhammadiyah Abdul Mu'ti serta  Prof.Dr. H.Moh.Baharun pimpinan Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Juga diikuti sekitar 60 pimpinan umat, para  Tuan Guru, pimpinan Pondok Pesantren serta Lembaga Keagamaan Islam se-NTB.


Pada  kesempatan yang sama, Bupati Lombok Barat,  H Zaini Azrani menegaskan bahwa mau tidak mau, seseorang dilahirkan  dalam satu etnis tertentu.  Namun dibesarkan dalam satu nasionalitas.  Pada waktu yang sama, manusia  juga dibesarkan di tengah-tengah arus globalisasi yang tentunya juga  berpengaruh. Jadi intinya adalah  bagaimana umat bisa menempatkan diri dan menggunakan lebih dari satu  sosio kultural dalam kehidupannya.


Kearifan budaya lokal yang terus dipertahankan  merupakan salah satu upaya atau media untuk terus merajut keharmonisan  umat Islam. ''Berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat kementerian Agama, di NTB terdapat sejumlah kearifan lokal yang mampu  menjaga keharmonisan tersebut. ''Seperti kelaziman saling jot atau  mengantar makanan, saling ajinan atau saling menghormati  serta  saling ayoin atau saling mengunjungi,'' papar Kepala Badan Litbang  dan Diklat  Kementerian Agama Prof Dr. H. Abdul Djamil, MA. Potensi kerukunan lainnya di wilayah NTB adalah  posisi sentral tokoh Muslim, terutama para Tuan Guru yang sangat  dihormati, dipatuhi dan dijadikan panutan oleh masyarakat setempat.  ''Bersama pemerintah setempat, para Tuan Guru dan tokoh Muslim lainnya,  senantiasa membantu dan terlibat dalam upaya penyelesaian berbagai  permasalahan sosial dan keagamaan.


Menurut Abdul Djamil,  melalui kegiatan dialog  antar pemuka   agama Islam pusat dan daerah ini, diharapkan mampu  memperlancar   komunikasi antar pimpinan Ormas Islam. ''Ini juga bertujuan menyatukan visi dan misi   bersama mengemban  amanah  dakwah  para pemimpin agama Islam pusat dan   daerah tentang pembinaan  umat  Islam yang lebih berkualitas dan dinamis   di masa depan. Khususnya peningkatan kerjasama nyata dalam menanggulangi masalah-masalah kemiskinan dan kebodohan. 

 

Ditambahkannya, melalui kegiatan dialog ini diharapkan akan   dicapai kesepakatan-kesepakatan para pimpinan ormas Islam pusat dan   daerah    tentang upaya-upaya nyata dan kerjasama keduabelah pihak untuk  meningkatkan kualitas umat baik material maupun spiritual. ''Juga  diharapkan suatu rumusan dinamika kerukunan umat Islam di     daerah,  menyangkut potensi konflik dan integrasi sebagai bahan  antisipasi  bersama,'' kata Abdul Djamil.


Kegiatan ini selain diisi dengan dialog dan diskusi     antar pemuka  agama Islam pusat dan daerah, juga kunjungan  silaturrahim   ke  sejumlah masjid yang telah memiliki kegiatan ekonomi,  seperti koperasi dan lainnya. Setiap masjid yang dikunjungi akan  mendapatkan   dana bantuan sebesar 25 juta rupiah setiap masjid. Antara lain masjid  Masjid Attaqwa, masjid Al Abror, masjid Al Muttaqien serta masjid Al  Istiqomah.
 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.