HomeBeritageneral /  Mui Imbau Masjid-Masjid Dirikan Bmt Berdayakan Umat
Mui Imbau Masjid-Masjid Dirikan Bmt Berdayakan Umat PDF Print Email

Saat ini, lanjut dia, baru masjid-masjid Jami' saja yang memiliki BMT dan empat di antaranya sudah siap membentuk "co-branding" jaringan dengan BMT Cash disertai kepemilikan Masjid Card atau MCard untuk para anggotanya.

Ia memperkirakan, jika semua masjid di seluruh desa membentuk koperasi atau BMT sehingga jumlahnya sampai 141.326 unit dengan anggota 27,7 juta orang maka total simpanannya akan mencapai Rp16,79 triliun, suatu jumlah yang sangat besar untuk menggerakkan ekonomi rakyat.

Jika awalnya anggota BMT ini hanya 100-500 orang dengan laba tak sampai Rp10 juta per bulan, maka dalam 10 tahun lagi anggotanya bisa saja menjadi 10-100 ribu dengan laba berkembang menjadi Rp1 miliar per bulan, urainya.

Menurut dia, perekonomian Korea Selatan beberapa dekade lalu mirip seperti Indonesia, tetapi mereka dimotori oleh Presiden Park Chung Hee bertekad mengubah dirinya untuk maju dengan memulainya dari desa-desa yang disebut Se Maul Dong.

 "Sekarang rakyat Indonesia juga harus memulainya. Mulailah setiap desa membangun satu BMT, minimal di tiap masjid desa, di sisi lain pasar dekat Masjid itu juga menjual satu produk unggulan tertentu misalnya agritech, biotech," katanya.  Dengan demikian, urainya, masjid selain diberdayakan untuk membentuk karakter umat, mempersaudarakan sesama muslim dan mengembangkan sikap toleransi dengan agama lain seperti di masa Rasulullah dulu, juga menjadi tempat membangun sektor keuangan dan peningkatan perekonomian rakyat.

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini mengaku telah membicarakan soal ini  dengan Ketua Dewan Masjiid Indonesia (DMI) HM Natsir Zubaedi yang telah menyatakan minatnya, demikian pula dengan Majelis Ekonomi  PP Aisyiyah, organisasi wanita Muhammadiyah dan PP Muslimat Nahdlatul Ulama.  

Demikian pula dengan Ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Amin Lubis yang mengatakan Perti memiliki sedikitnya 500 pesantren yang masing-masing potensial memiliki BMT.

Saat ini ada dua BMT terbesar, yakni BMT Sidogiri milik pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama yang memiliki sekitar 80 cabang dengan nasabah lebih dari 100.000 orang dan BMT Bina Usaha Sejahtera (BUS) milik organisasi Muhammadiyah dengan sekitar 80 cabang serta 80.000 nasabah.

Hadir juga dalam dialog tersebut dari berbagai unsur ormas Islam, seperti  DPP Front Pembela Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII),  DPP Mathla'ul Anwar, DPP Persatuan Islam (Persis), dan DPP Persatuan Islam Tionghoa Indonesia.

 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.