HomeBeritaKUB /  Depag Sosialisasikan Dan Kembangkan Wawasan Multikultural
Depag Sosialisasikan Dan Kembangkan Wawasan Multikultural PDF Print Email

Menurut Menag, seiring dengan dinamika kehidupan yang terus berkembang dan semakin kompleksnya permasalahan yang timbul, upaya Depag ke arah terwujudnya kerukunan beragama terus dilakukan. `Saat ini upaya difokusikan pada terwujudnya rasa kemanusiaan, termasuk pengembangan wawasan multikultural dengan pendekatan dari bawah ke atas. Dengan usaha itu diharapkan akan tumbuh kesadaran pada segenap lapisan masyarakat akan pentingnya pemahaman yang mendalam serta kemampuan mengambil manfaat dari perbedaan-perbedaan, kesamaan-kesamaan serta dari kearifan-kearifan lokal yang ada dalam masyarakat kita yang majemuk,` tambahnya.

Pada kesempatan lainnya, Ketua PBNU Prof.Dr.KH Ridwan Lubis menegaskan, Pengembangan wawasan ke-Islaman perlu dilakukan sejak usia dini atau usia kanak-kanak. Ini penting agar keimanan seseorang tidak akan luntur di tengah jalan, karena Islam hanya sebagai `warisan` semata. Hal itu dikemukakan dalam silaturahmi dengan jamaah masjid Al Muttaqien, Ternate, Maluku Utara, Jumat (29/5). `Mari kita kembangkan wawasan ke-Islaman terhadap putra-putri kita sejak usia dini. Ke-Islaman yang tidak dibangun dengan pengembangan wawasan terus menerus sejak dini, tentunya akan mudah luntur karena Islam semata sebagai suatu yang diwariskan,` tegas kiai Ridwan.

Karena itulah Ridwan mengungkapkan pentingnya pendidikan Islam pada generasi penerus bangsa ini sejak dini. `Kita punya madrasah-madrasah mulai dari tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Ini penting dan perlu dikembangkan terus,` paparnya.

Pada kesempatan itu kiai Ridwan juga mengatakan bahwa Islam memiliki sejumlah prinsip dasar. `Yaitu, Islam sangat menjunjung tinggi kesetaraan. Islam juga tidak bertentangan dengan akal pikiran manusia. Serta Islam itu adalah kemajuan. Seluruh ajaran Islam seperti shalat, zakat, puasa, shodaqoh dan apa saja, itu selalu menuju pada kemajuan. Karena itu globalisasi jangan membuat kita takut hidup,` paparnya.

Sekitar 30 pemuka atau tokoh lintas agama tingkat pusat didampingi pejabat Depag, melakukan audiensi dan dialog Pengembangan Wawasan Multikultural yang digelar tiga hari di Ternate dan Halmahera Barat, Maluku Utara. Selain itu, rombongan juga melakukan kunjungan ke enam tempat ibadah dari enam agama. Tiap-tiap tempat ibadah yang dikunjungi, diberikan bantuan masing-masing 15 juta rupiah. Turut dalam rombongan antara lain Ketua PP Muhammadyah Goodwill Zubir, Ridwan Lubis dari PBNU, I Nengah Dana (PHDI), Romo Benny Susetyo (KWI), Pendeta Kumala Setiabrata (PGI), Slamet Effendi Yusuf (MUI), Sudjito Kusumo (WALUBI) serta Herlianti Widagdo (MATAKIN). Rombongan disambut Wagub Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba serta sejumlah tokoh dan pemuka agama Maluku Utara.

Sehari sebelumnya, di Halmahera Barat, kiai Ridwan menegaskan perlunya revitalisasi pemahaman dan aktualisasi kerukunan beragama. `Karena kearifan-kearifan lokal yang ada selama ini, setting-nya adalah pada masyarakat agraris. Yaitu setting pada masyarakat sebelum mereka mengenal katakanlah alat transportasi dan telekomunikasi yang canggih seperti sekarang ini. Dengan adanya perkembangan modernisasi sekarang ini, perlu ada upaya baru, bagaimana mengaktualkan kearifan lokal. Agar bisa tetap dipahami oleh masyarakat dan menjadi satu alat dalam rangka mencari solusi jika terjadi konflik,` tandas Ridwan, usai Audiensi dan Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar Pemuka Agama Pusat dan Daerah di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis (28/5). Untuk itu ditegaskan Ridwan, penting adanya pusat pengembangan kerukunan daerah. (sumber:www.depag.go.id/Rep/ts)
 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.