HomeBeritageneral /  Memotret Manajemen Konflik dan Kerukunan oleh Negara
Memotret Manajemen Konflik dan Kerukunan oleh Negara PDF Print Email

Jakarta, 31/12 (Puslitbang 1) - Puslitbang Kehidupan Keagamaan menyelenggarakan acara Pre-Launching Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan pada tanggal 26 Desember 2012 di hotel Millenium Jakarta. Acara ini dihadiri oleh oleh kurang lebih 60-an partisipan  yang merupakan representasi dari berbagai lembaga/organisasi keagamaan seperti; MUI, PGI, KWI, MATAKIN, PHDI,WALUBI, Muhammadiyah, NU serta peneliti, dosen dan jurnalis.

Prof. Dr. H. Machasin, MA, Kepala Badan dan Diklat Kementerian Agama RI  yang membuka acara sekaligus memberikan beberapa arahan penting, menyatakan bahwa Laporan Tahunan semacam ini penting dan susbtansial karena diperlukan untuk menjadi discourse yang dapat memberikan ruang segar yang lebih menggembirakan dan berwarna dalam kehidupan keagamaan di Indonesia. Masyarakat umum (public) dididik (civic education) untuk lebih terbiasa dengan pendekatan yang beraneka ragam dan tidak monolog. Pendewasaan masyarakat melalui diskursus yang multi-approach ini juga akan mematangkan pola relasi vertikal dan horizontal kehidupan keagamaan di Indonesia.

Tak kalah pentingnya, Machasin menegaskan bahwa Laporan Tahunan ini juga  menunjukan pada masyarakat bahwa Negara tidak pernah tinggal diam dalam mengelola dan menumbuhkan budaya damai (the culture of tolerance). "Negara  terlibat secara langsung dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi sepanjang tahun 2012, termasuk dalam kasus-kasus seperti rekonsiliasi Sunni-Syiah Sampang", ujar Machasin.  Negara (Kementerian Agama) juga berperan aktif dalam  penyelenggaraan kegiatan bertema pengembangan kerukunan dan budaya damai, misalnya Kemah Bersama antar Umat Beragama, pagelaran musik lintas agama, serta Dialog HAM Norwegia-RI ke-11 di Jakarta.

Adapun Kapuslitbang Kehidupan Keagaamaan Prof.Dr.Phil.H.M.Nur Kholis Setiawan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap Laporan Tahunan 2012, meski tentu saja di perlukan beberapa penyempurnaan seperti aksentuasi yang harus lebih tegas, metode yang dipilih harus konsisten, serta harus adanya kuantifikasi kasus yang terjadi sepanjang tahun 2012 sebagai entry point analisa yang akan dikembangkan. Hal tersebut menurut beliau perlu diberi perhatian yang lebih agar hasil Laporan Tahunan 2012 lebih reliable dan secara akademis-metodologis dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan penyusunan Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan adalah bentuk nyata ke arah upaya penyediaan data dan informasi yang diemban Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Data dan informasi tersebut pada waktunya diharapkan akan menjadi dasar penyu¬sunan kebijakan pembangunan agama (research based policy), dalam rangka mendukung tercapainya program-prog¬am pembangunan bidang agama. Penyusunan laporan tahunan ini telah memasuki tahun ketiga, setelah tahun  2010 dan 2011 dilakukan hal serupa. Selain meneruskan dan membuatnya berkesinambungan, kegiatan tahun ini diha¬rapkan menyempurnakan hal-hal yang dinilai kurang di tahun lalu dan dapat menjadi data penyeimbang  laporan kehidupan keagamaan di Indonesia seperti yang sudah dan sedang dilakukan oleh lembaga-lembaga lain seperti SETARA, The Wahid Institute, CRCS , Moderate Muslim Society (MMS) dsb. Adapun paradigma yang digunakan dalam Penyusunan Laporan Tahunan 2012  adalah keutuhan NKRI, kerukunan dan resolusi konflik, serta penghormatan terhadap HAM yang bercorak Home-grown.

Achmad Suaedi dari The Wahid Institute, yang diundang sebagi pembahas dalam pre-launching ini memberikan beberapa catatan yang menarik dan penting untuk ditindak lanjuti seperti pentingnya mempertegas metode analisa data, pentingnya membuat runtutan/kronologi persitiwa jika hal tersebut berulang di tahun yang berbeda, juga pentingnya pemilihan isu yang substansial dan memiliki dampak sosial yang krusial. (EH, RNF-ed)

 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.