HomeBeritageneral /  Penyuluh Agama Penting Namun Terlupakan
Penyuluh Agama Penting Namun Terlupakan PDF Print Email

Jakarta, 18/12 (Puslitbang 1) - “Penyuluh agama penting namun terlupakan”, demikian dikemukakan salah seorang peserta dalam kegiatan Seminar Hasil Penelitian Persepsi Penyuluh Agama terhadap Konflik Berbasis Agama yang diselenggarakan oleh Puslitbang Kehidupan Kegamaan di Hotel Millenium Jakarta Pusat pada tanggal 17 Desember 2012. Dalam sesi diskusi, Khodijah Kasi Penamas Jakarta Selatan mengungkapkan “Posisi penyuluh agama jelas penting di masyarakat, itu tidak perlu diragukan lagi, namun saat ini disamping minim fasilitas, regulasi tentang penyuluh dari Pusat dan Kanwil juga tidak ada”. Ungkapan bahwa penyuluh agama penting namun terlupakan tersebut seolah menjadi salah satu bagian dari kesimpulan seminar tentang persepsi dan peran penyuluh  dalam konflik berbasis agama tersebut.

Dalam seminar yang mayoritas dihadiri para penyuluh ini, para peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan menyampaikan hasil-hasil penelitian tentang penyuluh agama yang dilakukan di 4 daerah, yaitu Kabupaten Sukabumi untuk kasus Konflik Tijani, Kota Bogor kasus Konflik Getreja Yasmin, Kota Bekasi kasus konflik Gereja Ciketing, dan Kabupaten Pandeglang kasus Ahmadiyah di Cikeusik.

Prof. Dr. Phil H. M. Nur Kholis Setiawan, Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, dalam pembukaan kegiatan menyampaikan, penelitian yang telah dilakukan para peneliti ini penting untuk menjawab sejauhmana peran Kementerian Agama dalam menyikapi konflik berbasis agama yang akhir-akhir ini makin sering terjadi. “Dalam organisasi Kementerian Agama di level bawah ada penyuluh agama, untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap peran penyuluh agama ini untuk menjawab apa yang dilakukan Kementerian Agama dalam menanggulangi konflik berbasis agama“, demikian ujarnya.

Sementara Prof. Dr. Machasin, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyampaikan hasil-hasil penelitian ini idealnya harus bisa memberikan masukan bagi Kementerian Agama dalam merumuskan kebijakan yang lebih solutif terkait revitalisasi peran penyuluh.

Dalam seminar ini hadir 2 orang narasumber yaitu Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi. Sementara itu peserta yang hadir 50 orang terdiri dari para pejabat di lingkungan Kementerian Agama yang unit kerjanya memiliki keterkaitan dengan tugas penyuluh, seperti Kabid Penamas DKI Jakarta, Kepala Kantor Kementerian Agama seDKI Jakarta dan Bekasi, Kasi Penamas Kantor Kementerian Agama Kota se DKI Jakarta, juga diundang pengurus Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) DKI Jakarta dan Pokjaluh tingkat kota se DKI Jakarta serta perwakilan pengurus dari beberapa ormas keagamaan. (AJW)

 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.