HomeBeritareligious_stream /  Hadang Arus Radikalisasi dengan Strategi berbasis Living Values Education
Hadang Arus Radikalisasi dengan Strategi berbasis Living Values Education PDF Print Email

Malang, 30/6 (Puslitbang 1) - Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan Seminar dan Workshop Penulisan Modul Pengembangan Studi Keislaman Berbasis Living Values Education (LVE) sebagai Strategi Deradikalisasi Paham Keagamaan Islam Transnasional Radikal. Acara ini diikuti oleh 50 aktivitis organisasi keislaman ekstra kampus yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Acara ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni-1 Juli 2012 di Hotel IMM Inn Malang, dan dibuka oleh Pembantu Rektor I UMM, Prof. Dr. Bambang Widagdo.

Menurut Ketua PUSAM, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si, workshop dan penulisan modul dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap perkembangan Islam transnasional radikal yang merambah kampus dan memengaruhi cara pandang keagamaan mahasiswa. Syamsul Arifin menambahkan, untuk mengatasi dampak perkembangan ini diperlukan suatu strategi, salah satunya dengan mengembangkan studi keagamaan yang berbasis LVE. Dalam LVE terdapat 12 nilai kebajikan; co-operation, freedom, happiness, honesty, humility, love, peace, respect, responsibility, simplicity, tolerance and unity, lanjut Syamsul Arifin. Kedua belas nilai ini perlu dipahami dan diinternalisasikan kepada para aktivis organisasi keislaman ekstra kampus melalui studi keislaman.

Gagasan PUSAM mendapatkan dukungan dari Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Dalam sambutan pada acara pembukaan, Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, PhD, menyatakan, dalam menghadapi arus radikalisasi dari kelompok Islam transnasional diperlukan suatu strategi deradikalisasi. Sejauh ini  Indonesia telah memiliki pengalaman dalam melakukan deradikalisasi terhadap pengikut Islam radikal. Puslitbang Kehidupan Keagamaan pernah bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dalam melakukan program deradikalisasi terhadap para pelaku tindakan radikal dan terorisme yang dipenjara. Mas'ud menambahkan, gagasan yang akan dicoba dikembangkan oleh PUSAM memiliki keunikan karena yang dijadikan sasaran deradikalisasi adalah mahasiswa. Gagasan ini perlu diapresiasi dan didukung sehingga ideologi, paham, dan gerakan Islam transnasional radikal dapat dibatasi perkembangannya. Mas’ud juga berharap, modul yang disiapkan oleh tim PUSAM akan menambah khazanah kepustakaan Islam untuk mencounter buku-buku radikal.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan telah lama memiliki program deradikalisasi. Program ini, menurut Abdurrahman Mas’ud, perlu terus dikembangkan karena dampak dari gerakan radikal banyak merugikan masyarakat. Pendekatan deradikalisasi yang digunakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama adalah pendekatan budaya. “Intinya kami telah melakukan pengembangan budaya dan peningkatan budaya damai dalam pesantren. Kami mengadakan workshop untuk pengembangan budaya damai di pesantren yang sudah dilakukan sejak tahun 2007 sampai sekarang. Kami juga mempunyai program yang dinamakan Peace Making, Peace Building, dan Peace Keeping yang dilakukan sejak tahun 2009 sampai sekarang. Latar belakang diadakannya kegiatan tersebut adalah bentuk komitmen pemerintah dalam membangun perdamaian, salah satunya dengan mencetak kader-kader perdamaian. Kegiatannya tidak hanya workshop tapi juga FGD yang dilanjutkan dengan PAR, peserta berasal dari lintas agama dengan rentang usia 20-30 tahun. Puslitbang juga telah melakukan Dialog Multikultural antara Majelis Agama-Agama Pusat seperti MUI, KWI, PGI, Walubi, PDHI dan Matakin dengan Majelis Agama-Agama Daerah. Kegatan ini telah dilakukan di 30 Provinsi.

Workshop yang digagas oleh PUSAM UMM ini selain menghadirkan narasumber Prof. H. Abdurahman Mas’ud, PhD, juga menghadirkan Bazri Zein, PhD (dosen UIN Malang), Budhy Munawar Rahman (Asia Foundation), dan Ali Fauzi, M.PdI (Adik Terpidana Mati, Amrozi).

 

 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.