HomeSinopsis /  Eksistensi Jamaah Tabligh di Kota Ternate Maluku Utara
Eksistensi Jamaah Tabligh di Kota Ternate Maluku Utara PDF Print Email
Written by   
DATE_FORMAT_LC2

Pendahuluan
Kajian tentang Eksistensi Jamaah Tabligh di Kota Ternate yang dilakukan pada tahun 2008 ini, secara umum bertujuan memperoleh gambaran yang lebih jelas (deskripsi) tentang profil kelompok “Jamaah Tabligh” di Kota Ternate, Maluku Utara. Secara lebih rinci informasi yang dihimpun kajian ini meliputi : 1) Latar belakang berdirinya kelompok; 2) Bentuk organisasi/kelompok; 3) Keanggotaan; 4) Tokoh/kepemimpinan; 5) Paham keagamaan; 6) Aktivitas dan perkembangannya; 7) Respon masyarakat setempat. Beragam informasi yang dibutuhkan seperti di atas, digali melalui penelusuran dan telaah sejumlah literatur dan dokumentasi, serta wawancara dengan para nara sumber.

Temuan Kajian

  1. Suasana reformasi yang dilancarkan tahun 1998 dan terus berlangsung sampai sekarang berdampak pada terbukanya kran kebebasan secara sangat luas yang sebelumnya tersumbat. Fenomena kebebasan tersebut dipandang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dan menguntungkan bagi tumbuh dan berkembangnya kelompok Jamaah Tabligh, khususnya di Kota Ternate.
  2. Kehadiran Jamaah Tabligh setempat pada tahun 1998, bermula dari kedatangan sejumlah juru dakwah dari Jawa dan Sumatera yang melakukan aktivitas dakwah (khuruj) di Masjid Al-Syifa Kota Ternate. Sampai tahun 2008 kelompok ini berkembang relatif pesat, dengan para pendukungnya sekitar 1.500 jamaah yang tersebar di berbagai tempat dan bermarkas di Masjid Al-Taubah dan Mushalla Al-Anshar di lingkungan pemukiman pasar Kota Ternate.
  3. Jamaah Tabligh ini terbentuk atas dasar persamaan aspiratif, tidak mempunyai anggota tetap, tidak memiliki organisasi formal, tidak terdaftar secara resmi di instansi pemerintah. Masjid merupakan sentral aktivitas dan markas dakwah. Meskipun demikian kelompok ini memiliki hirarki kepemimpinan secara sederhana, misalnya pimpinan rombongan khuruj dipilih atas dasar senioritas. Kelompok ini mengusung misi dakwah kembali pada zaman Rasulullah dan para sahabat dalam rangka kemurnian ajaran Islam.
  4. Kelompok Jamaah Tabligh menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktu dan energinya secara berkala untuk berdakwah dan menghindarkan diri dari persoalan politik. Cara berdakwah kelompok ini, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
  5. Ajaran pokok adalah kalimat thayyibah (lailaaha illallah). Orang  yang mengucapkan kalimat ini dengan kesungguhan hati akan menyadari dirinya sebagai hamba Allah, mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Shalat lima waktu secara berjama’ah dilakukan dengan khusyu’.
  6. Respon masyarakat Ternate terhadap kelompok ini ada yang positif dan negatif. Alasan dari segi akidah yang dianut tidak sesat, madzhab fiqih yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan syariat berada pada koridor arus utama (Ahlus Sunnah wal Jamaah) . Dalam berdakwah, kelompok ini bersikap santun dan ramah, jika berdebat tetap bersikap lemah lembut dengan kemahiran retorika. Kejujuran, ketulusan dan kerendahan hati selalu dijunjung tinggi, berlomba-lomba dalam berinfaq  diterapkan kepada para anggotanya. Sementara respon negatif itu beralasan bahwa metode yang dikembangkan oleh kelompok ini parsial, karena anti dan kontra politik. Padahal dakwah Nabi dilakukan secara menyeluruh, termasuk bidang politik dengan ketajaman diplomasi. Kelompok ini dinilai tidak menjadikan keseimbangan dalam hidup ini antara kepentingan dunia dan akhirat seperti yang diajarkan oleh Rasulullah. Dalam melaksanakan misinya, kelompok ini meninggalkan keluarganya (khuruj), sementara kebutuhan ekonomi keluarga kurang diperhatikan.

Rekomendasi
Pemerintah dan para tokoh agama Islam setempat diharapkan melakukan pembinaan kepada Jama’ah Tabligh, khususnya dalam peningkatan wawasan keagamaan dan wawasan multikultural sebagai salah satu langkah mengantisipasi ekses-ekses negatif, tindak kekerasan, baik resistensi yang muncul dari masyarakat setempat atau pihak lain yang tidak senang dengan kondisi yang ada di wilayah ini. Apalagi Ternate berada di wilayah yang rentan konflik. Bagi kelompok Jama’ah Tabligh diharapkan tetap menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan berkompetisi positif dalam menjalankan misi dakwahnya, apalagi jika berada pada komunitas pemeluk agama yang heterogen.

 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.