Lampung merupakan salah satu daerah yang menjadi perhatian dan sejak tahun 2004 sudah terasa geliatnya dalam hal dialog-dialog yang intens. Pada tahun itu pula tokoh-tokoh agama nasional berkunjung ke Lampung, difasilitasi oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Demikian disampaikan Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung yang juga sekaligus membuka acara tersebut.  Kakanwil juga menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah Lampung menyediakan anggaran bagi FKUB dan FKLA,  sehingga FKLA dan FKUB bisa bergandengan tangan untuk kerukunan lintas agama. Dana dari Pemerintah Daerah untuk FKLA ini sangat penting karena pergerakan tanpa dana tentu akan sulit.

Terkait PBM, masih ada beberapa pihak yang masih keberatan dalam pelaksanaannya di lapangan. Padahal, PBM dihasilkan dari 11 kali pertemuan para majelis agama antara tahun 2005-2006, yang menunjukkan bahwa proses pembentukannya adalah bottom up. Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri hanya fasilitator dan memberikan materi sedikit saja. PBM juga sudah disahkan lewat keputusan MA, dimana disebutkan bahwa PBM tidak bertentangan dan membatasi kebebasan beragama tetapi aturan yang melindungi kebebasan beragama dan pendirian rumah ibadah.

Kegiatan yang berlangsung selama 1 hari ini diikuti oleh 50 orang peserta, yang terdiri dari pengurus FKLA, FKUB dan perwakilan tokoh-tokoh serta ormas-ormas agama yang ada di Provinsi Lampung. (INS)