HomeBeritaKUB /  Bangun Indonesia Dengan Kebersamaan Dan Kerukunan
Bangun Indonesia Dengan Kebersamaan Dan Kerukunan PDF Print Email

Seminar dengan tema Reaktualisasi Spirit Sunan Kudus juga dihadiri empat narasumber; Prof Abdurrahman Mas'ud,PhD (Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan), Prof Mudjahirin Thahir MA (Dosen UNDIP), Dr Abu Hapsin MA (Ketua FKUB Jateng) dan H. Hasyim Asy'ari M.Si (Sekretaris CeRMIN).

Masyarakat kita masih belum sadar sosial dan seringkali mempersoalkan perbedaan. Perbedaan yang harusnya menjadi modal kemajuan justru diputarbalikkan untuk bertengkar. "Harusnya perlu ditekankan perbedaan yang tidak perlu bertengkar", imbuh Jamil yang juga  mantan Rektor IAIN Walisongo Semarang.Kondisi ini menjadikan ancaman bagi bangsa Indonesia. Yang paling berat lagi adalah soal perbedaan agama. Agama sering dijadikan alat untuk berkonflik. Dengan semangat sadar akan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika seharusnya perbedaan agama tidak akan dijadikan soal serius.

Kerukunan beragama yang sesungguhnya jelas-jelas dicontohkan oleh Sunan Kudus. "Sunan Kudus sangat toleran kepada agama selain Islam" imbuh Jamil. Umat Islam Kudus sampai sekarang pun masih banyak meyakini larangan Sunan Kudus untuk makan daging sapi, untuk menghormati umat Hindhu.

Sunan Kudus banyak merefleksikan kedamaian di Kudus. Imbasnya, hingga sekarang masyarakat Kudus sangat baik dalam menjaga keharmonisan. "Semoga pola toleransi Sunan Kudus dapat menjadi inspirasi bagi model kerukunan beragama di Indonesia" tegasnya.

 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.