HomeBeritareligious_stream /  Liputan Dialog Ahmadiyah: Dialog Multiperspektif Untuk Kebijakan Permanen
Liputan Dialog Ahmadiyah: Dialog Multiperspektif Untuk Kebijakan Permanen PDF Print Email

Peserta-tetap terdiri atas 34 orang. Mereka berasal dari unsur Pemerintah, yakni: Kemenko Polhukkam, Kemenko Kesra, Kemendagri, Kemenhukham, Kemenag, Kepolisian, Kejagung, dan BIN. Tak salah jika acara ini disebut sebagai forum Pemerintah “mendengar dan mendalami” berbagai perspektif penanganan kasus Ahmadiyah dari berbagai pihak. Dalam peserta-tetap ini juga ada sejumlah individu/pakar/akademisi dalam masalah ini, yakni: Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, Prof. Dr. H.M. Ridwan Lubis, Prof. Dr. Nurcholis Setiawan, Prof. Dr. A. Gunaryo, M.Soc. , Prof. Dr. Muhammad Abdul Karim, dan Qomaruddin, SH, MH.

Sejumlah narasumber datang dan memberikan butir-butir pikirannya. Pada Sesi I, narasumbernya adalah PB JAI dan PB GAI. Hanya saja, hingga sesi ini berakhir, hanya PB GAI yang hadir dan memberikan paparannya. Sesi II menghadirkan 5 narasumber dari LSM, yakni: Rumadi (The Wahid Institute), Zainal Abidin Bagir (CRCS-UGM), Fajar Ziaul Haq (Ma’arif Institute), Al Araf (Imparsial), dan Asep Usman Ismail (PSQ). Sesi III menghadirkan ormas-ormas Islam. Hadir memberikan paparannya: Dr. Amirsyah (MUI), KH. Ma’ruf Amin, H. Slamet Effendi Yusuf (PBNU), H. Abdul Fattah Wibisono (PP Muhammadiyah), Habib Rizieq Shihab (DPP FPI), dan Ust. Amin Djamaluddin (DDI). Sesi IV mengundang akademisi. Yang hadir adalah:  Prof.Dr.Der.Soz. Gumilar R. Somantri (UI), Dr. Al Makin (UIN Yogyakarta), dan KH. Hasyim Muzadi (ICIP). Adapun Prof. Dr. Jimly Ashshiddieqy tidak jadi hadir karena kegiatan di luar kota.

Dialog dibuka langsung oleh Menteri Agama RI pada Selasa, 22 Maret 2011. Dalam sambutannya, Menag mengatakan bahwa nampaknya masyarakat dan juga JAI membutuhkan sebuah kepastian hukum, tidak dapat selamanya seperti ini, bermain wacana, berdebat di media massa, apalagi berlindung di balik hak asasi manusia.” Oleh karenanya, Menag sangat menyambut gembira diadakannya dialog dan dengar pendapat ini. “Saya berharap forum ini akan menghasilkan butir-butir pemikiran yang cerdas guna penanganan permasalahan Ahmadiyah ini yang lebih santun dan elegan,” pungkasnya. [ASR]
 
Copyright © 2024. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.