Masjid, Salah Satu Pilar Penting Pembangunan Masyarakat |
![]() |
![]() |
![]() |
Sementara itu, Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph. D, yang diundang sebagai salah seorang narasumber di sesi awal kegiatan menyampaikan, saat ini kenyataannya peranan masjid tidak lagi signifikan dalam mengakses permasalahan umatnya. Kelemahan masjid ini dipengaruhi oleh peranannya yang lebih dominan direkonstruksi sebagai institusi ibadah mahdhah (ritual) ketimbang ibadah ghairu mahdhah (sosial). Masjid lebih banyak dijadikan ajang pergumulan retorika dakwah yang kadang tidak membumi dan dangkal dari pesan-pesan yang dapat memberdayakan kemampuan umat. Di beberapa kota di Eropa kadang kehadiran masjid menjadi sumber perpecahan, masyarakat muslim di sana yang tadinya bersatu, kemudian terpecah-pecah setelah didirikan masjid, karena pengurusnya bersifat sektarian. Di dalam kesimpulan pemaparannya Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph. D menyampaikan perlunya revitalisasi masjid yaitu mengembalikan fungsi masjid seperti di jaman Rasulullah yang memiliki multifungsi yaitu disamping tempat untuk ibadah juga untuk membina dan mengurusi seluruh kepentingan umat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan, bahkan militer. Acara lokakarya ini dihadiri 40 orang pengurus masjid dari Jabodetabek sebagai peserta. Sejumlah nara sumber dihadirkan dalam kegiatan ini, yaitu: Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph. D (Kepala Puslitbang Lektur Pendidikan Agama dan Keagamaan), Dr. Nurudin, MA (Ketua Yayasan Elquds), M. Nasir Tajang, MM (Yayasan Baitul Maal BRI), M. Anwar Sani (Lembaga Zakat Al Azhar), AM. Hasan Ali, MA (Komite Remunerasi dan Nominasi BRI Syariah), KH. Abdul Manan, Abdul Ghani, MA (Ketua LTM NU), dan Rakhmad Jailani Kiki, MM (Ketua Litbang Masjid Jakarta Islamic Center). |